Tidak tampak..bukan berarti tidak ada..

Saturday, March 29, 2008

:)


Alhamdulillah hasil sekuensingnya dah dateng, makasih ya temen2 buat doanya.
Doa itu kan kekuatan. Doa sambil ikhtiar merupakan wujud dr harapan, doa ketika ngadepin kesenangan merupakan wujud rasa syukur, doa ketika ngadepin kesusahan merupakan peneguh hati supaya bisa bersabar dan numbuhin semangat baru. Pokoknya jangan lupa untuk selalu berdoa disegala kondisi (aku masih tetep nitip doa niy, hehehe).
Mudah2an Allah melapangkan hati kita untuk bisa menerima segala ketetapan-Nya dengan ikhlas, syukur dan sabar. Amiin..

Nb: ada yg bilang dlm 2 thn terakhir iringan doaku utk org yyg lg ultah sama kyk yg diatas terus..hehehe, maaph ya, tp ku rasa doa itu baik untuk kita, seumur hidup, jadi jng bosen yaks ;)

Sunday, March 23, 2008

Kasih Sayang Allah dalam kisah Adam

Dah lama aku beli buku 'aku beriman maka aku bertanya'-jeffrey lang tp ga beres2 bacanya. Bukan krn buku itu isinya ga menarik, tp lbh krn bukunya dipinjem org, trus belakangan ini aku sering tergoda nonton DVD, baca novel&komik hehehe..setelah bosen baca novel&komik, ahirnya buku ini pun kulirik dan sedikit demi sedikit dibaca juga, agak lama emg bacanya, krn aku lebih seneng utk ikut menikmati&merenungi apa yang tertulis disana..Tulisan dibawah ini merupakan salah satu bagian yang kusuka dari buku itu. Melalui kisah adam dan hawa, aku bisa melihat Kasih Sayang Tuhan yang sangat besar bagi manusia, sejak diciptakannya manusia sampai sekarang. Selama ini banyak yg masih beranggapan bahwa turunnya manusia ke bumi krn murka Allah..Coba baca lebih lanjut yuk, mungkin kalian jg jadi sependapat dng ku?smoga saja :)

Bismillahirrohmaanirrohiim

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman:”Sesungguhnya, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Q.S. 2:30)

Allah memfirmankan ayat ini disurga dengan maksud memberitahu para malaikat bahwa Dia akan menempatkan manusia dibumi untuk mewakili-Nya. Tetapi tiada kata-kata dalam ayat tersebut yang menceritakan kesalahan adam dan hawa

Dan Dia mengajarkan kepada Adam seluruh nama (benda-benda), kemudian memperlihatkannya kepada para malaikat, dan Dia berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar (Q.S. 2:31)

Al-Quran menjawab pertanyaan malaikat dengan pertama-tama memperlihatkan kemampuan akal manusia (untuk belajar). Selanjutnya, Allah meletakan benda-benda yang nama-namanya disebut oleh Adam di depan para malaikat, dan berfirman “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar”. Ini secara gambling memperlihatkan bahwa akal manusia merupakan argument amat penting dalam jawaban Tuhan atas pertanyaan malaikat.

Mereka berkata: “Mahasuci Engkau, tak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. 2:32)

Malaikat-malaikat mengakui ketakmampuan mereka untuk menjawab tantangan Allah

Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukan kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” (Q.S. 2:33)

Kemudian Allah menunjukan kemampuan Adam yg lain: kemampuan bahasa untuk menyebutkan seluruh benda, symbol verbal segala sesuatu yang diketahuinya, seluruh pikiran, pengalaman, dan perasaannya. Allah telah menganugrahi manusia kemampuan untuk berbuat salah, tetapi juga memberinya kemampuan-kemampuan lain yang sangat unggul dan tak diberikan kepada malaikat. Para malaikat keberatan karena hanya memerhatikan satu sifat manusia, yaitu kemampuannya untuk berbuat kerusakan dan kesalahan, akan tetapi mereka tidak mengetahui sifat lainnya.Adam telah menunjukan keunggulan akalnya, yang tak dimiliki malaikat.

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ”Sujudlah kamu kepada Adam,” mereka pun sujud kecuali iblis; ia menolak dan menyombongkan diri; dan ia termasuk golongan yang tidak beriman. (Q.S. 2:34)

Malaikat sujud dan mengakui kelebihan Adam. Akan tetapi, iblis menolak untuk sujud; dan berangkat dari penolakan iblis ini, Al-Quran mengisahkan awal-mula timbulnya dosa. Menurut Al-Quran, akar timbulnya dosa bukanlah uang, sifat rakus, atau nafsu birahi, tetapi kesombongan

Dan Kami berfirman:”Hai Adam, diamilah olehmu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (Q.S. 2:35)
Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula, dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan dibumilah tempat tinggalmu dengan segala kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan” (Q.S. 2:36)


Larangan ini merupakan yang pertama-tama mereka langgar. Peristiwa ini menyiratkan sebuah makna yang amat penting, bahwa itulah pilihan bebas pertama Adam dan Hawa, itulah kali pertama mereka memilih selain apa yang diperintahkan Tuhan.
Kemudian Allah menurunkan manusia ke bumi. Pertanyaan para malaikat dan surah Al-Baqarah ayat 34 telah terlebih dahulu mengisyaratkan apa yang kelak akan terjadi di bumi. Kata-kata Tuhan ”dibumilah tempat tinggalmu dengan segala kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan” bukanlah kata-kata yang sedang marah atau menghardik.

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S. 2:37)

Ayat ini juga sama sekali tak menunjukan kemarahan Tuhan, tetapi malah menekankan ampunan dan kasih sayang Tuhan. Ayat selanjutnya menunjukan bahwa kata-kata yang Adam terima dari Tuhannya adalah kalimat pelipur lara yang sarat dengan harapan.

Kami berfirman:”Turunlah kamu dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, barang siapa mengkuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati (Q.S. 2:38)

Dua ayat tersebut dituturkan secara simpatik. Pasangan Adam dan Hawa diusir dari surga untuk memulai kehidupan mereka di bumi. Mereka pasti menyesali perbuatan yang telah mereka lakukan dan mencemaskan kehidupan mereka di tempat yang tak familiar. Tuhan mendekati dan menyirami mereka dengan ampunan dan kasih sayang. Dia meyakinkan mereka bahwa mereka akan selalu mendapat tuntunan dari-Nya, dan mereka tak perlu merasa takut selama mengikuti tuntunan Tuhan. Bila Tuhan mengampuni pasangan itu, mengapa Dia tetap menempatkannya di bumi? karena kehidupan di bumi, menurut Al-Quran, bukanlah hukuman. Keberadaan manusia di bumi mempunyai tujuan yang lebih besar.

Adapun orang-orang yang tak beriman dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal didalamnya (Q.S. 2:39)

Kemudian Al-Quran melanjutkan kisah awal kehidupan manusai dengan melihat akhir kehidupan manusia di akhirat. Ayat ini memberitahukan keadaan orang-orang kafir yang menyangkal ayat-ayat Tuhan di bumi. Tuhan mengakhiri percakapan dengan pasangan manusia pertama dalam kata-kata yang menghibur dan menyejukan, dan mengingatkan pembaca pada ayat berikutnya tanpa memutus alur berpikirnya..

Subhanallah :)

eh, bukunya belum selese dibaca tau2 dah ngilang lg dr mejaku, tnyata dipinjem temen sepupu. Jadi ga beres2 bacanya bukan krn aku males ya, hehehe..Gpp, smoga bermanfaat :)

Monday, March 17, 2008

Dalam Do'aku

Sapardi Joko Damono


Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata,
yang meluas bening siap menerima cahaya pertama,
yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa,
yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil
kepada angin yang mendesau entah dari mana

Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja
yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu,
yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana,
bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya,
yang setia mengusut rahasia demi rahasia,
yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku

Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu

Tebing tak tampak, jurang tak tampak

(Taufiq Ismail)

Untuk Anak-anak Muda Sineas,
Yang Ingin Bebas Tanpa Batas

Di tepi desa kami ada sebuah tebing yang curam
Menghadap ke jurang yang dalam
Di atas tebing itu ada tanah datar lumayan luasnya
Disana anak-anak kecil bisa bermain-main leluasa
Berkejar-kejaran, melompat-lompat kesini dan kesana
Berteriak-teriak, menjerit-jerit dan tertawa-tawa

Karena penduduk desa cinta pada anak-anak mereka
Masih waras dan tak mau anak-anak celaka
Termasuk juga untuk orang-orang dewasa
Maka di tepi tebing dibikinkan pagar sudah lama
Terbuat dari kayu, tua, terbatas kekuatannya
Agar tidak ada yang kepleset terjatuh ke jurang sana
Tebing itu lima puluh meter tingginya
Batu-batu besar bertabur didasarnya
Semak dan belukar di tepi-tepinya
Hewan buas dan ular penghuninya
Kalau orang terjatuh kedalamnya
Akan patah, cedera, cacat dan gegar otaknya

Nah, pada suatu hari
Ada anak-anak ABG berdemonstrasi
Menuntut yang menurut mereka sesuatu yang asasi
Dengan nada yang meleking dan tinggi
Tangan teracung, terayun ke kanan dan ke kiri
Dalam paduan suara yang diusahakan harmoni
”Kami menolak pagar tebing, apapun bentuknya
Kami menuntut kebebasan sebebbas-bebasnya
Bermain, melompat-lompat ke sini dan ke sana
Berkejar-kejaran tak ada batasnya
”Apa itu pagar? Kenapa dibatas-batasi?
Tubuh kami ini hak kami
Kami menggunakannya semau hati sendiri
Apa itu pembatasan?
Konsep kuno, melawan kemerdekaan
Cabut itu pagar, semuanya robohkan!”

Demo berlangsung, hiruk-pikuklah terdengar suara
Heboh seantero kampung dan desa
Orang-orang bertanya, ini ada apa
Kok jadi tegang suasana
Barulah situasi jadi agak reda, karena
Ternyata yang berdemo itu, anak-anak rabun dan buta
”Saudara-saudara, ABG-ABG ini jangan dicerca
Mereka punya kelainan dalam instrumen mata
Banyak yang rabun, mungkin juga buta
Kena virus datang dari kota, luar desa kita
Konsep tebing dan jurang, tak masuk akal mereka
Tak tampak bahaya kedua-duanya
Beritahu mereka baik-baik, sabar-sabar senantiasa
Masih banyak urusan lain di desa kita.” (2008)

Saturday, March 01, 2008

Ga ada judul

Lg inget ttg Gito Rollies..siapa yg nyangka jalan hidup org. Aku yakin klo setiap orang pasti berubah.. bisa jadi lebih baik, atau lebih buruk, tapi siapa yang bisa memastikan kearah mana perubahan itu??Karna ga ada kepastian itulah, kita jg ga bisa ngasih image tertentu ke seseorang yang kita anggep berlaku seumur hidupnya. Kita ga punya hak untuk itu. Segalanya hny milik Allah, jangan sombong dengan diri kita sekarang dan dng semena2 merendahkan orang lain..kalau Allah berkehendak, saat itu juga bisa jadi kondisi akan terbalik

Mhh..

Mau sekuensing...
mmmmhh..takuuuuutttt...
pasrahin deh...apapun hasilnya, itu yg terbaik..
aku dah berusaha yg tbaik..
kita hadapi aja ok..
Masih ada Allah kok..
Bismillahirrohmaanirrohiim
-mohon doanya jg ya-