Tuesday, February 06, 2007
Ilmu yang bermanfaat
Ilmu Allah itu sangat luas, bahkan digambarkan: bila semua pohon di dunia dijadikan pena dan lautan dijadikan tinta, masih tidak cukup untuk menuliskan ilmu-ilmu Allah.. Jadi kalau kita bayangkan, usia manusia rata-rata hanya sampai 70 tahun, mana cukup untuk mempelajari dan mencari ilmu Allah yang luas itu. Maka dalam pencarian ilmu -dengan keterbatasan usia yang dimiliki-kita harus menentukan prioritas. Carilah ilmu-ilmu yang bisa mendekatkan diri kita dengan-Nya. Yaitu ilmu yang semakin dipelajari, semakin kuat kecintaan kita pada-Nya dan ilmu yang membawa manfaat bagi masyarakat&lingkungan.Wallahu’alam
Monday, February 05, 2007
Kenang-kenangan Kuliah KA
Waktu kuliah Kimia analitik 2, saya dan 3 temen lainnya telat masuk kuliah jadi agak males untuk ngikutin kuliah (hehehe, alesan itu sih, emg dasarnya males aja :p) , akhirnya kita bikin puisi berantai..Berikut kutipan puisinya, yang baru kita temukan lagi beberapa hari yang lalu..
Cintaku
Oh....
Mengapa diriku....
Memandang pun rasa tak mampu....
Dirimu disana.... Berbicara tak tentu....
Hening....
Lidah kelu, otak beku
Terpesona oleh ketidakjelasan yang nyata
Hatiku tak terperi
Terdampar diri dalam lamunan
Kemanakah ku akan menggapai?
Kuingin cahaya untukku melihat
Kuingin udara untuk ku hidup
Kuingin...... Dirimu....
Mungkinkah.....
Kuingin dirimu seutuhnya...
Milikku seorang....
Tak terbagikan....
Jika cinta itu manis bagai madu
Kuingin menjadi lebahnya
Jika cinta itu menyakitkan
Biarlah diri ini tetap menderita
Sakit yang tak terobati
Ijinkan aku jadi milikmu
Biar dunia yang menjadi saksi
Biar langit yang menaungi
Dan deras hujan yang menyemangati
Ku kan jadikan cintaku prasasti
Takkan hanyut terbawa asa
Takkan lekang dimakan waktu
Itu......
Janjiku......
Cintaku abadi
Cintaku suci
Cintaku hanyalah untukmu
Tak terbagi dan tak tercuri
Menanti
Jikalau hatimu gundah tak berdaya
Datanglah kemari dengan harapan
Harapan akan sembuhnya luka yang menganga
Ku kan selalu menerimamu
Karena dirimulah satu..
Takkan mampu tergantikan
Walau oleh mentari sekalipun....
Genting yang berbunyi, memanggil dirimu tentu
Dalam harap, dalam khayal, dalam cerminan
Takkan mampu ku mengelak
Haruskah ku hidup dalam naungan kegelapan
Ketika diseberangku bertahta kilauan cahaya
Datanglah.....
Kemarilah....
Seberangi lautan dan jelajahi pegunungan
Demi diriku yang menanti dalam gelap dan sepi
Biarlah waktu menjadi saksiKesetiaan diriku sampai mati
Dongeng kehidupan yang kau nanti
Tak akan melengahimu lagi
Keheningan
Bagai ombak yang bergulung
Gemuruh suara dalam pekat
Apakah kau mendengar?
Bagai sinar rembulan dimalam purnama
Hati riang tak terkira
Apakah kau melihat?
Bagaikan nyanyian angin di musim semi
Menenangkan dan membawa kedamaian
Apakah kau merasakan?
Dimanakah dirimu?
Tulikah dirimu?
Butakah?
Atau hatimu telah beku?
Dimanakah diriku sekarang berada
Raga disini jiwa disana
Terlepas tanpa arah
Terikat dalam maya
Hanya kau tempatku berharap
Berharap untuk bebas, bebas dari keterkungkungan ini
Jiwaku, Oh.... tiada dapat berpesan makna
Lalu harus kemanakah ku bawa untaian sisa hidup
Saat kutahu jalanku tak membawa bahagia
Haruskah ku menyerah dan berhenti
Karena kini hati tak mampu lagi menampung harapan
Tidak!! Ku tak ingin menyerah di sini...
Walau tanpa harap.... walau tanpa daya....
Kuingin terus maju dan melangkah...
Memulai sesuatu yang baru....
Hingga hidup tersenyum kembali padaku
Duka
Kisah sedih di hari minggu...
Bagai hembusan angin di pantai
Memandang jauh ke depan...
Tanpa rasa... tanpa asa...
Makna hilang tanpa jejak
Tertutup oleh kabut yang tebal
Hanya aku dan bintang yang berbayang
Sepi, pekat, hitam, kelam....... Aarghh!!
Kegelapan kadang begitu bersahabat
Padanyalah ku memaknai langkah-langkah kehidupan
Menghadirkan sedih pada bahagia
Sepi laksana kekasih
Menyelimuti dalam damai namun pedih
Menguak luka yang menganga perih...
Sendiri ku disini
Menatap luka yang tergerogoti
Oleh hidupku yang kian sunyi
Tak sabar kumenanti
Datangnya nirwana di hati
Agar luka ini terobati
Sadar membawaku memaknai
Hidup takkan berhenti walau duniamu hancur
Maka harapku takkan usai disini
Hehehe tnyata norak juga ya..puisi yang cerminin kesedihan&keputus asa-an..Puisi yang ngeceritain ttg mata kuliah KA ini, akhirnya terbukti, diakhir semester, nilai memutuskan bahwa kami harus mengulang kuliah ini lg di taun depan hahaha..Tapi ga nyesel kuliah bareng kalian gals ;)
Cintaku
Oh....
Mengapa diriku....
Memandang pun rasa tak mampu....
Dirimu disana.... Berbicara tak tentu....
Hening....
Lidah kelu, otak beku
Terpesona oleh ketidakjelasan yang nyata
Hatiku tak terperi
Terdampar diri dalam lamunan
Kemanakah ku akan menggapai?
Kuingin cahaya untukku melihat
Kuingin udara untuk ku hidup
Kuingin...... Dirimu....
Mungkinkah.....
Kuingin dirimu seutuhnya...
Milikku seorang....
Tak terbagikan....
Jika cinta itu manis bagai madu
Kuingin menjadi lebahnya
Jika cinta itu menyakitkan
Biarlah diri ini tetap menderita
Sakit yang tak terobati
Ijinkan aku jadi milikmu
Biar dunia yang menjadi saksi
Biar langit yang menaungi
Dan deras hujan yang menyemangati
Ku kan jadikan cintaku prasasti
Takkan hanyut terbawa asa
Takkan lekang dimakan waktu
Itu......
Janjiku......
Cintaku abadi
Cintaku suci
Cintaku hanyalah untukmu
Tak terbagi dan tak tercuri
Menanti
Jikalau hatimu gundah tak berdaya
Datanglah kemari dengan harapan
Harapan akan sembuhnya luka yang menganga
Ku kan selalu menerimamu
Karena dirimulah satu..
Takkan mampu tergantikan
Walau oleh mentari sekalipun....
Genting yang berbunyi, memanggil dirimu tentu
Dalam harap, dalam khayal, dalam cerminan
Takkan mampu ku mengelak
Haruskah ku hidup dalam naungan kegelapan
Ketika diseberangku bertahta kilauan cahaya
Datanglah.....
Kemarilah....
Seberangi lautan dan jelajahi pegunungan
Demi diriku yang menanti dalam gelap dan sepi
Biarlah waktu menjadi saksiKesetiaan diriku sampai mati
Dongeng kehidupan yang kau nanti
Tak akan melengahimu lagi
Keheningan
Bagai ombak yang bergulung
Gemuruh suara dalam pekat
Apakah kau mendengar?
Bagai sinar rembulan dimalam purnama
Hati riang tak terkira
Apakah kau melihat?
Bagaikan nyanyian angin di musim semi
Menenangkan dan membawa kedamaian
Apakah kau merasakan?
Dimanakah dirimu?
Tulikah dirimu?
Butakah?
Atau hatimu telah beku?
Dimanakah diriku sekarang berada
Raga disini jiwa disana
Terlepas tanpa arah
Terikat dalam maya
Hanya kau tempatku berharap
Berharap untuk bebas, bebas dari keterkungkungan ini
Jiwaku, Oh.... tiada dapat berpesan makna
Lalu harus kemanakah ku bawa untaian sisa hidup
Saat kutahu jalanku tak membawa bahagia
Haruskah ku menyerah dan berhenti
Karena kini hati tak mampu lagi menampung harapan
Tidak!! Ku tak ingin menyerah di sini...
Walau tanpa harap.... walau tanpa daya....
Kuingin terus maju dan melangkah...
Memulai sesuatu yang baru....
Hingga hidup tersenyum kembali padaku
Duka
Kisah sedih di hari minggu...
Bagai hembusan angin di pantai
Memandang jauh ke depan...
Tanpa rasa... tanpa asa...
Makna hilang tanpa jejak
Tertutup oleh kabut yang tebal
Hanya aku dan bintang yang berbayang
Sepi, pekat, hitam, kelam....... Aarghh!!
Kegelapan kadang begitu bersahabat
Padanyalah ku memaknai langkah-langkah kehidupan
Menghadirkan sedih pada bahagia
Sepi laksana kekasih
Menyelimuti dalam damai namun pedih
Menguak luka yang menganga perih...
Sendiri ku disini
Menatap luka yang tergerogoti
Oleh hidupku yang kian sunyi
Tak sabar kumenanti
Datangnya nirwana di hati
Agar luka ini terobati
Sadar membawaku memaknai
Hidup takkan berhenti walau duniamu hancur
Maka harapku takkan usai disini
Hehehe tnyata norak juga ya..puisi yang cerminin kesedihan&keputus asa-an..Puisi yang ngeceritain ttg mata kuliah KA ini, akhirnya terbukti, diakhir semester, nilai memutuskan bahwa kami harus mengulang kuliah ini lg di taun depan hahaha..Tapi ga nyesel kuliah bareng kalian gals ;)
Subscribe to:
Posts (Atom)